Kisah Hamzah Izzulhaq, Sukses Raup Keuntungan Rp 520 Juta Sebulan di Usia 20 Tahun


Businesstalk - Mungkin kalian sudah tak asing lagi dengan sosok pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Dia adalah salah satu profil orang sukses, yang mampu meraih kesuksesan di usia muda yakni 19 tahun. 

Ternyata Indonesia juga punya sosok yang mirip dengan Mark Zuckerberg. Dialah Hamzah Izzulhaq, pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 yang merupakan seorang Direktur Utama PT Hamasa Indonesia.

Pria yang akrab disapa Hamzah ini berasal dari keluarga menengah namun tetap terlihat sederhana. Ayahnya berprofesi sebagai dosen, dan Ibunya seorang guru di tingkat SMP.

Jiwa bisnis dalam diri Hamzah muncul ketika dirinya duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar. Dia mulai belajar berdagang dengan menjual berbagai jenis permainan anak di masa itu, yakni kelereng dan petasan.

Tak hanya itu, Hamzah juga mencoba menjual koran dan menawarkan jasa ojek payung di musim hujan, bahkan mengamen pun pernah dicoba Hamzah bersama teman-temannya.

Hal ini terus berlanjut hingga Hamzah duduk di bangku SMP, lantaran ia lakukan diluar sepengetahuan orang tua. 

Setelah duduk dibangku SMP, Hamzah senang menghabiskan waktu luang di warnet untuk bermain game sementara bermain di warnet membutuhkan biaya dan orang tua Hamzah tidak memberikan uang untuk bermain di warnet.

Akhirnya Hamzah menjadikan permasalahan ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Ia menggali potensi bermain game-nya sampai akhirnya menghasilkan cuan.

Hamzah sangat mahir dalam bermain game online dan sering meraih level tertinggi. Ia menjual akun game yang sudah mencapai level tertinggi ini kepada lawan beraminnya atau orang lain yang berminat membeli akun tersebut.

Sistem jual akun ini dilakukan lewat online. Dari jual akun ini Hamzah pernah mendapat penghasilan Rp 1,2 juta per satu akun.

Pemikirannya terhadap bisnis semakin bertumbuh ketika ia duduk di bangku SMA. Ia mengawali bisnisnya dengan berjualan pulsa dan berjualan buku sekolah. 

Hamzah mendapatkan stok buku sekolah dari pamannya yang bekerja di toko buku besar di Jakarta. Dari toko buku ini Hamzah mendapat diskon 30%, kemudian buku dijual ke teman-teman dan kakak kelas dengan harga diskon 10%, jadi keuntungan yang didapat Hamzah per buku adalah 20%. Jika diuangkan, penghasilan Hamzah senilai Rp 950 ribu per semester.

Keuntungan dari penjualan buku tersebut ia gunakan untuk mengembangkan bisnis dengan membuka konter pulsa. Berbeda dengan bisnis bukunya yang moncer, konter pulsanya mengalami gulung tikar. Pulsa yang seharusnya dijual banyak digunakan untuk kebutuhan pribadi, dan banyak rekan-rekan yang membeli pulsa tetapi tidak membayar.

Kala itu, Hamzah sempat down, dan kembali bangkit setelah membaca buku-buku tentang bisnis dan pengembangan diri.

Saat kelas 2 SMA, Hamzah kembali bangkit memulai usaha dengan memproduksi pin, namun keberuntungan belum berpihak karena Hamzah belum menguasai teknik dalam membuat pin tersebut.

Di sini Hamzah mengalami kegagalan untuk kedua kalinya, tetapi dia tetap semangat dan terus belajar dengan membaca biografi pengusaha-pengusaha sukses baik di dalam maupun luar negeri.

Tak pantang menyerah, Hamzah mencoba menjual snack.  Bisnisnya kali ini mampu memperoleh keuntungan mencapai Rp 5 juta dalam satu bulan. Namun sayang bisnisnya ini tak berlangsung lama lantaran dirinya bertemu dengan mitra bisnis franchise bimbel yang menawarkan tempat bimbel seharga Rp 175 juta. 

Saat itu, Hamzah belum memiliki uang senilai yang ditawarkan mitra bimbel, akhirnya Hamzah meminjam uang ayahnya senilai Rp 70 juta.

Dari total uang yang dia punya ditambah uang yang dipinjam ke ayahnya, total  uang Hamzah menjadi Rp 75 juta uang sisa pembayaran Rp 100 juta sesuai persetujuan dengan mitra bisnis franchise bimbel dilakukan melalui sistem cicilan.

Pucuk dicinta ulam tiba, usaha bimbel milik Hamzah ini berkembang dengan pesat hingga mempunyai 3 lisensi bimbel. Setiap 6 bulan Hamzah mampu meraup omzet Rp 360 juta

Dari bisnis bimbel Hamzah mengembangkan bisnisnya dengan membuka bisnis sofa bed. Dari hasil bisnis ini Hamzah mendapat omzet hingga Rp 160 juta tiap bulannya.

Tahun 2015 bisnis sofa bed Hamzah diubah namanya dari CV. Hamasa menjadi PT Hamasa Indonesia.
Meskipun telah mendulang kesuksesan, Hamzah tetap melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di Universitas Darma Persada. Keputusan untuk meneruskan kembali pendidikan tak terlepas dari peran sang Ibu. Sang Ibu menginginkan Hamzah memperoleh ilmu lebih banyak lagi. Dan apa yang dibilang ibunya terbukti benar. Hamzah mengaku banyak belajar soal manajemen usaha dari bangku kuliah.

Hamzah Izzulhaq berhasil membuktikaan bahwa sukses tak mengenal batasan usia. Di umurnya saat itu yang baru menginjak 20 tahun, Hamzah berhasil meraup cuan Rp 520 juta dalam sebulan. 

Kabar terakhir dari si pintar Hamzah, ia mulai terjun ke bisnis properti. Ia membangun perumahan Tasik Asri Village seluas 3.500 meter persegi di Tasikmalaya, Jawa Barat.


Sumber informasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisnis e-sport ramai, beberapa negara gencar berinvestasi di bisnis ini

Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Ingin Memulai Bisnis Barbershop

Viral! Segini Biaya Franchise Mixue, Syarat, dan Cara Mengajukan Gerainya