Perhitungan Usaha Ayam Boiler Untuk Ayam Potong
BusinessTalk- Bagi sebagian orang, usaha ayam potong memiliki tingkat kesulitan yang rumit dan membutuhkan modal yang besar. Sebab, pemiliknya harus rajin merawat dan memberi pakan ayam sehari-hari agar ayam tetap dalam kondisi sehat.
Padahal, dibalik kekhawatiran tersebut ada keuntungan besar yang menanti lho detikers. Wajar saja, sebab ayam adalah salah satu hewan yang banyak dikonsumsi masyarakat, khususnya di Tanah Air. Selain harganya yang lebih murah daripada daging, ayam bisa diolah menjadi berbagai macam masakan yang lezat.Lantas, bagaimana cara memulai usaha ayam potong yang baik dan benar? Lalu berapa modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis ayam potong? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini yuk.
Analisa Usaha Bisnis Ayam Broiler
Modal usaha ayam potong dengan jumlah 100 ekor tidaklah besar. Anda hanya perlu menyiapkan modal sesuai kebutuhan, seperti yang dijelaskan berikut:
a. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian aset barang/bangunan yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Anda menghitung biaya penyusutan dari biaya tetap yang dikeluarkan berdasarkan lamanya aset tersebut bisa digunakan.
Keterangan:
Kandang ayam: 3 X 3 m sebanyak 5 kandang= Rp.3.000.000
Tempat Pakan: Rp.10.000 X 10= Rp.100.000
Tempat Minum: Rp 5.500 X 15= Rp 82.500
Total biaya tetap: Rp.3.182.500
Total biaya tetap dalam setiap periode budidaya dianggap mengalami penyusutan setelah 1 tahun budidaya, sehingga Anda harus mengeluarkan biaya penyusutan untuk aset disetiap periode budidaya.
Jadi, biaya penyusutan yang harus dikeluarkan setiap periode budidaya adalah:
Rp 3.182.500 X 0,08= Rp.254.600.
Biaya Tidak Tetap
biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan yang habis dalam satu kali periode budidaya. Berikut ini tabel biaya tidak tetatap selengkapnya:
Keterangan:
Pembelian DOC ayam potong: Rp.6000 X 100 ekor= Rp.6.000.000.
Pembelian pakan complete feed: Rp.19.150 X 100 ekor= Rp1.915.000
Pembelian Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan=30 ml X 35 hari=1,05 liter = Rp.50.000.
Total biaya tidak tetap yang harus Anda keluarkan dalam setiap periode budidaya adalah sebanyak: Rp.2.740.000
Total Modal Ternak Ayam Potong Dalam 1 Periode (35 hari)
Total keseluruhan modal yang perlu dikeluarkan dalam 1 periode atau 35 hari adalah: Rp.2.994.000. Angka ini didapatkan dari biaya total biaya variabel (tidak tetap) ditambah dengan biaya penyusutan dalam satu periode.
Rp.2.740.000+ Rp.254.600= Rp.2.994.000
Setelah menghitung semua biaya yang dibutuhkan dalam budidaya ayam broiler dan melakukan proses budidaya selama 35 hari, selanjutnya Anda harus melakukan evaluasi terhadap konversi pakan terhadap bobot tubuh ternak.
Konversi Pakan Terhadap Bobot Ayam Broiler Dan Target Budidaya
Meski Anda baru memulai bisnis ayam broiler, namun Anda harus menghitung secara seksama berapa besar konversi pakan yang berubah menjadi biomassa ayam. Ini bermanfaat untuk mengetahui ke efektifan dalam pemberian pakan dan sistem manajemen budidaya ayam broiler.
Berikut ini adalah perhitungan konversi pakan ke bobot ayam broiler yang harus bisa Anda capai untuk bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Lama penggemukan ayam dalam 1 periode maks = 35 hari.
Model pemeliharaan= Semi permanen.
Target bobot saat panen= 2 kg/ekor.
Target penambahan pakan dalam 1 hari= 100 gram/ekor.
Target mortalitas (kematian ternak) maksimal =3%, artinya, dalam 1 periode budidaya, kematian maksimal adalah sebanyak 3 ekor.
Target jumlah panen dalam 1 periode= 97 ekor, dengan total berat biomassa= 194 kg.
Itu adalah beberapa catatan yang harus Anda perhatikan ketika membudidayakan ayam broiler. Jika dalam 1 periode budidaya ayam broiler (populasi 100 ekor), Anda tidak bisa memenuhi target tersebut, maka artinya manajemen budidaya ayam potong yang Anda lakukan tidak optimal.
Nah untuk Anda yang ingin mengetahui lebih mengenai teknis budidaya ayam potong secara tepat, berikut artikel lengkapnya Cara Ternak Ayam Broiler Skala Besar.
Dengan begitu, artinya Anda harus melakukan evaluasi secara ketat terhadap manajemen budidaya ayam potong yang Anda lakukan. Selanjutnya, berikut ini adalah data hasil penjualan ayam potongnya:
Keuntungan Ternak Ayam Broiler
Keuntungan yang bisa didapatkan dari bisnis ayam broiler sebanyak 100 ekor dengan sistem semi permanen dan organik terbukti lebih banyak.
Namun, sebelum menghitung keuntungannya, berikut ini adalah pendapatan yang bisa Anda peroleh:
a. Pendapatan Dari Hasil Penjualan Ayam Broiler
Dengan jumlah ayam potong yang dibudidayakan sebanyak 100 ekor, didapatkan Mortalitas 3%, sehingga jumlah ayam yang berhasil dipanen adalah sebanyak 97 ekor.
Bobot ayam yang bisa dipanen setelah 35 hari pemeliharaan adalah 2 kg/ekor. Dengan harga penjualan ayam potong/kg adalah Rp.25.000, artinya, hasil penjualan yang bisa didapatkan dari 1 ekor ayam broiler adalah Rp.50.000.
Dari 97 ekor yang dipanen, berat total yang bisa didapatkan adalah 194 kg. Artinya, hasil penjualan yang bisa didapatkan adalah sebanyak Rp.4.850.000.,
b. Cara Menghitung Keuntungan Ayam Broiler
Cara menghitung keuntungan ayam broiler adalah dengan menghitung pendapatan dikurangi biaya (modal). untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah cara menghitung keuntugnan ayam potong:
Pendapatan Total-Biaya Total
Rp.4.850.000- Rp.2.994.000= Rp.1.856.000
Itu artinya, keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari bisnis ayam broiler sebanyak 100 ekor dan selama 35 hari (1 periode) adalah Rp.1.856.000.
Dalam perawatan usaha ternak ayam potong, tentu selain mempersiapkan biaya tetap maupun tidak tetap. Tak kalah pentingnya untuk memperhatikan penunjang perawatannya, terlebih memang penggunaan pakan maupun suplemen yang tepat.
Sumber Informasi
Komentar
Posting Komentar