Kisah Sukses Kakak Beradik dari Kudus, Hingga Menjadi Keluarga Terkaya

BusinessTalk - Sudah tidak asing lagi masyarakat Indonesia mengenal pengusaha Hartono bersaudara. Mereka ialah Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Budi Hartono memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong yang lahir tahun 1941 di Kudus, Jawa Tengah. Kemudian sang kakak, Bambang Hartono memiliki nama asli Oei Hwie Siang.

Kakak beradik ini merupakan anak dari Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan. Serta pemilik saham terbesar di PT Bank Sentral Asia Tbk (BCA).

Dua bersaudara ini harus meneruskan bisnis sang ayah yang sempat anjlok, akibat kebakaran. Perjuangan keduanya patut diacungi jempol. Lantaran mampu bertahan bertengger sebagai orang terkaya pertama di Indonesia selama 11 tahun.

Ditambah lagi, dikutip dari Bloomberg Billionaires Index keluarga Hartono tercatat sebagai orang terkaya peringkat empat di Asia.

Ingin tahu sepak terjang kakak beradik yang satu ini? Simak kisah inspiratifnya berikut ini.


Pabrik Djarum Terbakar

Berawal dari Oei Wie Gwan yang membeli perusahaan rokok kretek kecil bernama Djarum Gramophon pada 1951. Kala itu jumlah pegawainya masih 10 orang. Oei mengubah namanya menjadi Djarum dan memasarkan rokok kretek.

Namun, pada 1963 terjadi kebakaran yang hampir memusnahkan seluruh usahanya. Tepat di tahun yang sama, Oei meninggal dunia dan mewariskan pada kedua putranya tersebut.

Akibat kebakaran hebat, pabrik perusahaan Djarum mengalami kondisi yang tak stabil. Namun berkat dua bersaudara Hartono, Djarum bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.


Mulai Tambah Jenis Rokok dan Ekspor ke Luar Negeri

Di bawah kendali kakak beradik ini, tahun 1972 Djarum terus maju dan mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun berselang, pabrik rokok ini memasarkan Djarum Filter. Merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin.

Kemudian diikuti dengan rilisnya Djarum Super pada 1981. Sampai akhirnya perusahaan ini berhasil memiliki lebih dari 75 ribu karyawan.

Banyak Berinvestasi

Berkat kekompakan Budi dan Bambang, Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor. Termasuk berinvestasi di perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.

Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh imperium bisnisnya yang berawal di tahun 1951.

Pemegang Saham Terbesar di BCA

Hingga pada 2007, Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Hartono menjadi pemegang saham utama, mengendalikan 51 persen saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti. Banyak proyek yang dipegang oleh Group Djarum, salah satu yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia 2004-2008.

Proyek yang mencakup hotel, pusat belanja, renovasi untuk Hotel Indonesia, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total invetasinya sekitar Rp1,3 triliun kala itu.

Miliki Perkebunan Sawit

Selanjutnya merambah ke sektor agribisnis. Tahun 2008 Budi dan Michael Bambang Hartono memiliki perkebunan sawit seluas 65.000 hektar, terletak di provinsi Kalimantan Barat.

Sebagai bagian dari Group Djarum, di bawah payung Hartono Plantations Indonesia. Serta masih banyak lagi sektor bisnis yang diemban oleh kakak beradik sukses ini.

Hartono Bersaudara Tak Tergoyahkan, Posisi Pertama Selama 11 Tahun

Kakak beradik Budi dan Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan bersih di tahun 2019, sebesar USD 37,3 miliar atau sekitar Rp526,11 triliun kala itu. Tercatat sebagai orang terkaya pertama di Indonesia.

Mengagumkannya lagi, keluarga Hartono menempati urutan teratas selama 11 tahun berturut-turut versi Forbes. Sebagian besar kekayaan diperoleh dari kepemilikan atas saham BCA. Serta perusahaan rokok Djarum.

Seperti diketahui, perusahaan rokok tersebut merupakan warisan dari sang ayah, Oei Wie Gwan. Djarum didirikan sejak 1951 di Kudus, Jawa Tengah, hanya dengan 10 pekerja.

Bisnis yang kian pesat. Hingga Gwan meninggal pada 1963 dan mewariskan perusahaan pada Budi dan Michael. Keuletan kakak beradik ini luar biasa, mempertahankan Djarum sebagai perusahaan rokok sangat besar hingga saat ini.

Berpenampilan Sederhana

Dilansir dari Bloomberg, setelah Oei meninggal tahun 1963, putranya Michael dan Budi melakukan diversifikasi dengan berinvestasi di Bank Central Asia (BCA).

Berkat keuletan dan ketekunan menjalankan bisnis, perusahaan tersebut kian berkembang. Keuntungan yang meroket seiring berjalannya waktu. Hingga di tahun 2020, keluarga Hartono tercatat memiliki total nilai kekayaan USD 31,3 miliar atau setara Rp 444,8 triliun. Tak heran bila namanya bertengger sebagai orang terkaya di Indonesia dan ke-4 di Asia.

Meski sudah bergelimang harta, namun Michael Bambang kerap tampil sederhana. Sosoknya beberapa kali tertangkap kamera tengah menyantap makanan di warung sederhana pinggir jalan.

"Cuma aku payahnya apa, kalau sekarang mau jalan-jalan ke pinggir jalan nggak bisa," ungkap Bambang Hartono seperti dikutip dari channel YouTube CNBC Indonesia tahun 2019 lalu.

Hingga suatu ketika, berinisiatif menyamar dengan rambut dan janggut palsu. Supaya bisa menikmati jalan dengan santai, tanpa dikenali masyarakat.

"Terpaksa pake wig (rambut palsu). Pake wig (rambut palsu) sama brengis (jenggot palsu)," papar pemilik grup Djarum itu.


Sumber Informasi

merdeka.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Nadya Sukses Bisnis Skincare Lokal , Omzet Miliaran

Analisa Usaha Beternak Puyuh Petelur 5000 Ekor Untuk Pemula

Kisah Mega Dwi Cahyani, dari Desa hingga Jadi Artis TikTok dengan 15 Juta Followers