Jastip, Bisnis Sambil Jalan-Jalan: Tips Memulai Bisnis Jastip dengan Modal Kecil dan Untung Besar

BusinessTalk - Tren bisnis jastip sedang berkembang di Indonesia. Ide usaha ini mendapatkan keuntungan dari biaya tambahan yang diberlakukan untuk setiap barang pesanan konsumen. Jadi, orang-orang yang memesan tidak perlu pergi jauh-jauh ke tempat tujuan untuk membeli suatu produk. Terlebih, jika lokasinya berada di luar negeri.
Para pebisnis jasa titip biasanya menawarkan jasa mereka di media sosial, forum online, blog, atau situs web pribadi. Barang-barang yang dititipkan biasanya merupakan impor, contohnya makanan, sepatu, kosmetik, pakaian, dan tas. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa barang yang dipesan berasal dari dalam negeri dan tidak bisa didapatkan di daerah asal konsumen.
Bagaimana Cara Kerja Jastip?
Seperti namanya, jastip adalah layanan penitipan di mana kamu dititipkan untuk membeli beberapa item produk dari luar negeri. Sistem pembeliannya menggunakan pre-order. Sehingga bisa dikatakan bahwa kamu tidak perlu mengeluarkan modal terlebih dahulu. Kamu hanya perlu memberi tahu teman, kerabat, keluarga, atau siapa pun bahwa kamu menerima titipan dari luar negeri.
Informasi bahwa kamu menerima titipan bisa dibagikan melalui media sosial, status WhatsApp, atau melalui sesama teman. Semakin banyak orang yang ingin menitip kepada kamu, maka peluang mendapatkan keuntungan pun semakin tinggi. Kamu juga mungkin perlu memberi tahu ke kota atau daerah mana saja kamu akan tinggal atau pergi selama di luar negeri.
Soalnya mungkin saja titipan dari customer akan sulit ditemukan di kota tujuan dan hanya bisa dibeli di kota tertentu. Hal inilah yang perlu kamu antisipasi agar tidak keluar biaya lagi untuk transportasi di sana. Usahakan lah barang titipan tersebut masih bisa dijangkau di dekat kota tujuan, sehingga masih bisa melakukan kepentingan pribadi dan titipan.

Apa Saja Produk yang Dititipkan?
Dalam bisnis jastip tidak ada produk yang spesifik. Semuanya tergantung pada kebutuhan dari customer. Maka dari itu, kamu juga mesti mengetahui setiap produk yang dititipkan tersedia dan mudah didapatkan. Adapun beberapa produk yang biasanya masuk dalam jastip adalah produk fashion seperti tas, baju, sepatu, hingga dompet.
Produk lainnya adalah makanan dan minuman khas negara tujuan. Selanjutnya ada kosmetik maupun skincare. Beberapa produk elektronik juga terkadang banyak dipesan oleh masyarakat Indonesia. Nah, agar kamu bisa mendapatkan semua produk-produk tersebut, sebaiknya cari informasi terlebih dahulu tentang pusat perbelanjaan di negara tujuan.
Bagaimana Mendapatkan Keuntungan dari Jastip?
Jastip merupakan solusi tepat bagi kaum milenial yang ingin bepergian ke berbagai tempat sambil menabung untuk membeli rumah. Hal ini karena jasa titip mampu menghemat pengeluaran Anda selama traveling. Belum lagi, sisa anggaran yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk menambah tabungan uang muka rumah.
Berapa keuntungan yang diperoleh dari bisnis ini? Dilansir oleh Detik Finance, seorang pengusaha jasa titip dengan nama samaran Dila membagikan pengalamannya. Nilai barang yang dititipkan memengaruhi seberapa besar keuntungan yang Anda peroleh. Dila mengakui bahwa dirinya mengambil persentase laba sebesar 10 hingga 15 persen dari harga barang titipan.
Contohnya, ketika seseorang memesan buku seharga Rp50.000, Dila akan mengambil laba sebanyak Rp5.000. Jadi, semakin terjangkau harga barang masa tarif jastipnya pun makin murah. Dila mengaku bahwa bisnis ini sangat menggiurkan apabila dijalankan secara rutin. Belum lagi, pengusaha jastip bisa berbelanja gratis di luar negeri dan masih memiliki sisa keuntungan ketika pulang ke tanah air. Dalam sebulan, Dila bisa memperoleh Rp3 hingga 6 juta.

Cara Jastip agar Efektif dan Banyak Untung
Banyak cerita dari pebisnis jasa titip bahwa mereka mendapatkan omzet selangit. Tentu saja penghasilan seperti ini tidak bisa didapatkan dengan cara yang sembarangan. Ada strategi penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Bagaimana langkahnya? Simak 5 tips berikut supaya bisnis jasa titip Memahami lebih efektif dan memperoleh banyak untung!
1. Aturan mengenai pajak barang impor
Kementerian Keuangan telah menetapkan persyaratan tentang barang impor yang masuk ke Indonesia. Batas barang yang bebas dari bea cukai, yakni 500 dolar. Apabila harga barang memiliki nilai yang lebih dari angka tersebut, Anda harus membayar biaya tambahan. Pebisnis jasa titip harus membayar PPN sebesar 10 persen, bea cukai sebanyak 10 persen, PPh sebesar 7,5 persen bagi pemilik NPWP, dan 15 persen untuk yang tidak punya NPWP.
2. Menggunakan sistem pembayaran di muka
Anda tentunya tidak ingin pengguna jasa tiba-tiba membatalkan pesanan, bukan? Oleh karena itu, cegah hal ini dengan menerapkan sistem pembayaran di muka. Nantinya risiko kerugian dapat diminimalisasi. Tips yang satu ini akan menuntut kepercayaan masing-masing, baik pengusaha jasa titip maupun pemakai jasa. Sisipkan alamat dan kontak aktif sebagai langkah awal untuk membangun rasa kepercayaan tersebut.
3. Menentukan kuantitas dan jenis barang
Hindari pajak dan bea masuk dan pajak yang membengkak dengan menentukan kuantitas dan jenis barang yang dipesan. Tips ini ditujukan untuk pemula yang baru menggeluti dunia jasa titip. Namun, bila pelaku usaha jasa titip telah mempunyai izin perniagaan khusus, tak perlu mencemaskan masalah ini.
4. Mematok komisi jasa titip yang sewajarnya
Pastinya bisnis ini tak akan berlangsung lama apabila komisi yang ditetapkan terlalu tinggi. Kebanyakan jasa titip menetapkan biaya sebesar 20 persen dari harga barang. Terkadang, ada saja pebisnis yang menggratiskan ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Cara ini dilakukan supaya lebih banyak pelanggan yang tertarik memesan layanan.
5. Mulai pemasaran dari lingkungan terdekat
Bisnis jasa titip sangat mengandalkan rasa kepercayaan. Pihak mana pun pastinya tidak ingin ditipu. Maka dari itu, pelaku usaha jasa titip pemula bisa membangun promosi dari lingkaran terdekat. Misalnya, keluarga, kerabat, teman, rekan kerja, atau kenalan.
Sumbet Informasi
Komentar
Posting Komentar